Selasa, 11 Agustus 2009

Batumarta kota kecil yang makmur



Batumarta kota kecil yang makmur
By : Fauzi Widiyanto Batam VI

20 tahun adalah waktu yang diperlukan Batumarta untuk dapat disejajarkan dengan daerah transmigrasi lainnya. Walapun baru 20 tahun Batumarta dapat menjelma menjadi sebuah daerah yang dapat diandalkan bagi provinsi Sumatera Selatan, karena Batumarta adalah daerah penghasil getah karet terbesar di Pulau Sumatera hal ini sesuai dengan suvai disebuah pabrik di Palembang. Tidak hanya itu, Batumarta merupakan daerah penyuplai beras yang dapat diperhitungkan walaupun belum bisa mengalahkan daerah Belitang yang merupakan lumbung pangan Nasional. Daerah yang ditinggali oleh sebagian besar transmigran dari Bawa dan Bali. Karena sebagian besar penduduknya Persawahan dan kebun karet adalah berasal dari daerah Jawa dan Bali yang terkenal dengan
kegigihanya maka tidak heran kalau Batumarta yang dahulunya adalah hutan belantara dengan waktu yang singkat bias berubah menjadi daerah yang makmur. Dengan kehidupan penduduknya yang sebagian besar petani bukan berarti mereka hidup dalam kerkurangan, karena dengan harga jual getah karet yang tinggi seorang buruh panen memiliki pendapatan rata-rata Rp.1.000.000,00 perbulan. Dengan demikian penduduk Batumarta bias dikatakan daerah terkaya di kabupaten OKU dan OKU timur.
Dengan terbaginya Batumarta menjadi 16 Desa dalam 2 Kabupaten bukanlah menjadi penghalang kekeluargaan yang mereka jalin. Penduduk disana juga sudah dengan mudah mendapattkan segala kebutuhan rumah tangga dengan dibangunnya sebuah pasar yang tidak kalah besarnya dengan pasar – pasar yang ada di Baturaja maupun di Martapura. Berada di Batumarta unit II pasar Gotong Royong adalah pusat urat nadi perekonomian disana, pasar yang dikelola secara swadaya oleh pemerintah dan penduduk setempat telah menjelma menjadi pusat kegiatan jual beli yang nyaman.
Namun dengan kemajuan yang telah didapatkan tersebut tidak diiringi dengan kerja sama oleh pemerintah pusat, karena dengan adanya kegiatan distribusi yang padat maka fasilitas yang ada haruslah memadai. Namun dengan keadaan banyaknya ruas jalan rusak dikhawatirkan akan mengganggu kegiatan distribusi di sana. Seperti yang terlihat mulai dari unit V sampai unit IX Kec. Madang suku III Kab. OKU Timur ruas jalan poros 80 % dalam keadan rusak berat, dengan adanya lubang yang besar dan jalan yang tidak rata tidak menutup kemungkinan dapat mengakibatkan kecelakaaan. Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat penduduk untuk tetap menyuplai kebutuhan getah karet ke pabrik-pabrik yang ada di Kota Palembang.

4 komentar:

  1. Batumarta yg dulu bukanlah yg sekarang,20 maret 2019 fro bandung..habson purnama..warga btm 8. Bye

    BalasHapus
  2. Tahun 2000 sempat tinggal di Unit II Blok KL (Kalo ngga salah namanya dulu) agak lupa-lupa ingat soalnya cuma 4 bulan tinggal disana sambil sekolah kelas 1 caturwulan 1 (belum ada sistem semester) di MA Yayasan Ponpes Darussalam.
    Berangkat jalan kaki dari Blok KL jam 6 pagi atau kurang, sampai sekolah jam 7 kurang 5-10 menit.
    Bukan ga ada angdes, ada tapi belum maksimal seperti skrng kayanya, kalo mau naik angdes hrs nunggu 10-15 menit baru bisa naik dan itupun berebut desak-desakan bahkan sampai naik di atapnya, belum lagi turun dari angkot masuk ke area KL lumayan jauh jalan kakinya 10-15 menit, jadi lebih milih jalan kaki sekalian PP rumah-sekolah melewati blok per blok.
    Sungguh kenangan yang tak terlupakan, alamnya yg masih asri, area persawahan, perkebunan karet, pohon cemara yang tinggi-tinggi, seringkali melihat babi hutan, burung elang yg hinggap sebesar entog jantan (ga terbayang sebesar apa kalau sayapnya dikepakkan) yg sampai sekarang belum pernah melihat burung sebesar itu di habitat aslinya, monyet, musang dan masih banyak lagi.
    Terkadang terbesit keinginan kembali ke masa-masa itu, tp apa daya hidup akan terus tetap berjalan sesuai garis yg telah ditetapkan Allah.
    Dan kayanya juga alamnya mungkin tidak seasri dahulu yg masih banyak hutan alami.
    Semoga manusia bisa menjaga keseimbangan ekosistem tanpa merusak habitat alami.

    BalasHapus
  3. Sejak kecil aku tinggal di batumarta 6, orangtuaku transmigrasi dari luar daerah. Disini aku mencoba mencari tau ASAL MULA DESA BATUMARTA, Kira-kira ada yang tau cerita nya, share dong.

    BalasHapus